Friday 24 August 2007

Istri ke-2

“Mbak Riiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinn”

Sapa temanku di chat box yahoo messenger.

“Iya Ka”
“Eka udah di lamar”
“Oh ya..!!! sama Edo ??”
“Iya mbak, nanti insya allah tgl 2 des nikahnya”
“Wah… selamat ya Ka… akhirnya dirimu akan menikah juga”
“Iya mbak alhamdulillah, akhirnya….”

Wow… satu lagi temanku yang akhirnya akan segera melepas masa lajangnya, yang kebetulan juga adik kelasku satu tahun di bawahku yang dulu satu kost-an denganku.
Kira-kira 2 bln yang lalu kami masih saling bertukar cerita tentang kecemasan perempuan lajang yang hingga usia saat ini belum ada kejelasan siapa calon suami yang akan menikah dengan kami.

Edo adalah pacar lamanya yang beberapa waktu lalu sempat putus karena terpisah jarak ketika Edo harus pindah tugas ke Sulawesi. Tapi dadakan akhirnya mereka memutuskan untuk jadi menikah juga.

Pikiranku jadi flashback ke-6 tahun yang lalu.. ketika teori-teori tentang pernikahan masih mengepul di kepalaku.. dan prinsip “menghindari pacaran” yang masih berusaha ku pegang.
Seringkali aku menasehati teman-teman di sekelilingku untuk menyegerakan menikah daripada pacaran.. Termasuk juga kepada adik-adik kelasku, terutama yang tinggal satu kostan denganku, aku selalu menyarankan agar tidaklah usah terlalu lama pacaran karena akan lebih mudah membawa ke hal-hal yang mengarah ke kemaksiatan (berdua-duanya, berpegangan tangan, dll).

Sekarang, saat ini sebagian banyak orang-orang yang pernah aku nasehati itu mereka sudah menikah semua, begitu juga adik-adik kelasku yang usianya tentu di bawahku, termasuk Eka yang akan segera menikah..

“Terus bagaimana dengan saya.. ??
“ Lha kan teori nikah nya udah sempat mengendap di otakku…”
“Bahkan kalau sekarang teori itu sudah sebagian menguap keluar dari kepalaku.. sampai-sampai ‘bosan’ dengan teori itu.. Bukankah dulu aku lah yang sering menasehati orang-orang itu untuk jangan berlama-lama menunda menikah.. mereka sekarang sudah menikah semua lho..”
Itulah kalimat-kalimat yang otomatis meluncur ke pikiranku, saat itu juga..!!

Hmmmm………. Ya Tuhan… kenapa aku belum menikah..?? Kenapa tidak Engkau kirimkan segera kepadaku laki-laki yang paling “pas” untuk ku..
Atau sebenarnya Tuhan sudah mengirimkan beberapa kali laki-laki itu… tapi aku melewatkannya… karena aku merasa bukan ‘laki-laki’ itu yang ‘aku mau’.

Pada hari yang bersamaan, ketika pikiran itu membayangi hari-hariku… tiba-tiba datanglah tawaran serius menjadi istri ke-2….
Gedubrak !!!!!!! Hah…. Istri ke-2 ???? Waduh…. berat euy... Apa kata dunia…??
“Emang nya ngak ada bujangan lagi Rin..??” Begitulah paling seloroh teman-temanku kalau ini benar-benar terjadi..
Sepertinya laki-laki itu sholeh, baik hati, pintar, bertanggung jawab, mapan, ganteng.. “Aduh si mas…. Andaikan mas ini ketemu saya dalam kondisi masih single… mau dech….!!! Hehehehe… “

Atau ada yang masih kurang dari doaku… seperti biasanya : “ Ya Allah anugerahkanlah padaku pasangan hidup dari hamba-Mu yang sholeh yang aku mencintainya dan dia juga mencintaiku. Aku mencintai keluarganya dan dia juga mencintai keluargaku “ mungkin harus di tambah “ dan dia juga masih sendiri ya Allah”

No comments: