Tuesday 18 September 2007

Lambat 15 menit Jadi Telat 1 jam


I got a bad morning today.. Pagi tadi agak bermalas-malasan untuk bangun sahur. Badanku capek2, dan ngak terasa lapar, maunya tidur saja. Yang biasanya jam 2 aku sudah bisa terbangun, akhirnya tadi baru bangun jam 3.50

Langsung aku makan, minum. Tapi tadi malas untuk minum susu, entah mengapa perut rasanya sudah kenyang sekali. Lalu nyuci piring yang seabrek-abrek itu sebagai tugasku setiap habis sahur selama bulan puasa ini.

Jam 5 baru selesai sholat subuh, langsung aku mandi dan bersiap-siap karena jam ½ 6 aku harus segera berangkat dari rumah. Selama bulan puasa ini aku selalu mengejar paket A (jam 7.00 – 15.30) supaya bisa mengejar buka puasa di rumah.

Waktu 2,5 jam masih sangat mepet untuk perjalanan dari kantor supaya bisa buka puasa di rumah. Kemarin dari kantor agak telat 15 menit saja, akhirnya pas adzan maghrib aku masih di angkot M17. Akhirnya bukanya jadi mundur, karena memang ngak bawa minuman atau permen.

Tadi pagi gara2 kelamaan merapikan jilbab, jadi molor hampir 15 menit. Jam 5.45 baru keluar dari rumah. Alhasil sampai kantor jadi telat 1 jam. Aduh….. Jakarta… Jakarta… telat sedikit saja, macetnya bukan main.

Sejak bulan puasa ini aku ngak di antar lagi sampai halte Ragunan, jadi aku harus naik M17 sampai halte Dep.Pertanian. Gara2 di TB. Simatupang sudah kena macet, turun di Dep.Pertanian sudah jam ½ 7. Hmmm…. Aku pikir sudah jelas ngak kedapatan duduk nich, tapi alhamdulillah aku berhasil berebutan untuk duduk di samping sopir. BT banget kan kalau berdiri sepanjang jalan dalam keadaan macet pula.. Dan sebelnya lagi, sekarang ini mobil2 umum kok ya pada dibiarin masuk jalur busway sich ya… Gimana sie nich pak Polisi. Aduh kesel dech, sudah jam 7 kurang masih macet di Ragunan. Akhirnya iseng dech sempet2 aku foto jalanan..

Hmm…. Besok aku harus lebih pagi lagi, jam ½ 6 teng sudah harus keluar dari rumah… Tadi sampai kantor jadi jam 7.47 dech.. Waduh bisa ngejar buka puasa di rumah ngak ya…. Yah.. paling2 korupsi waktu :-(

Sunday 16 September 2007

Dari Atas Pesawat


Sudah setahun ini saya tidak lagi bepergian keluar-keluar kota.. Ingat 2 th yang lalu ketika saya masih mengajar di Al Azhar, saya bisa jalan2 2 sampai 3 kali ke luar kota dalam setahun, dengan gratis pula. Kangen rasanya… saya senang sekali kalau bisa mengambil liburan agak lama, seminggu atau sampai 2 minggu. Tapi sayang karena kondisi pekerjaan saya yang baru pindah dari pekerjaan lama tidak memungkinkan saya untuk mengambil cuti untuk liburan.

Sebenarnya cerita ini sudah basi untuk di tuliskan, tapi semalam ketika saya iseng buka2 koleksi file2 gambar saya, saya melihat foto2 yang dulu saya ambil ketika dalam perjalanan berlibur ke rumah Om saya di Sentani. Saya jadi mengenang setahun yang lalu ketika saya berlibur ke sana sendirian, tapi saya begitu menikmatinya. Di sepanjang perjalanan selalu saja ada teman bicara.

Saya berangkat dari rumah jam 3 pagi diantar ayah dan adik saya, karena jam 4 sudah harus check in. Pesawat take off jam 5 tepat. Kebetulan teman duduk sebelah saya seorang turis asal Polandia, sepanjang jalan kami banyak berbincang-bincang, dengan bahasa Inggris saya yang lumayan belepotan.. Pesawat transit di Makasar dan Timika. Tiba di bandara Sentani pukul 14.00 WIT, di jemput Om saya. Hmmm…. Saya jadi kangen pengen kesana lagi..

Di sepanjang penerbangan saya sempat mengambil gambar2 pemandangan dari balik kaca jendela pesawat dengan camera digital di hp saya.. Pemandangannya sangat menakjubkan terutama di sepanjang pulau Irian Jaya, yang sebagian besar wilayahnya di liputi oleh hutan lebat..

Daratan Sulawesi

Diatas hutan Irian

Awan di atas hutan Irian

Awan di atas daratan Sulawesi

Di atas daratan Sulawesi

Di atas daratan Sulawesi

Hutan Irian

Daratan Sulawesi

Hutan Irian

Hutan Irian

Sungai di hutan Irian

Bandara Sentani

Pegunungan sekitar bandara Sentani

Danau Sentani

Danau Sentani

Danau Sentani

Danau Sentani

Kota Jayapura

Danau Sentani

Danau Sentani

Daratan Sulawesi

Di atas awan

Daratan Sulawesi

Di atas awan

Di atas awan

Di atas kepulauan Sulawesi

Pulau Sulawesi

4 Juni 2006

Old File, Written for my friend who has been forgettable from my mind

Cinta memiliki pesona yang luar biasa…
Buta… namun memiliki kekuatan di luar kendali jiwa…
Aku tak mengerti mengapa tubuhku bergetar…
Dingin dan gerakku membeku…
Hingga ku tak mengerti… apa yang membuatku seperti ini…
Itukah cinta ???

Dia yang sudah lama menjadi sahabatku…
Aku binggung mengapa begini…

Namun aku lebih binggung lagi…
Ketika ku di hadapannya…
Otakku yang berkata “Aku tak mau dia”…
Dia tak seperti yang aku damba…
Tapi dia membuatku bergetar…
Aduh… mengapa begini..???

Entah esok waktu…
Bagaimana skenario kehidupan kan mengatur segalanya…

5 Januari 2006

Old File

Sumber kebahagiaan hidup :

1. Iman. Kuatkan hati tetap berpegang pada Allah. Jangan pernah melupakannya di setiap segala persoalan dalam kehidupan. Dialah pemilik segalanya. Bahkan Dialah yang memiliki hidup kita. Jalan hidup dan takdir ada di tangan-nya. Pasrahkan segalanya pada Allah.

2. Materi. Kita harus menjadi manusia yang mampu dan kuat. Teruslah berusaha untuk bisa hidup senang dan berkecukupan.

3. Cinta. Mencintai dan dicintai juga merupakan kenikmatan hidup. Terus berusaha temukan “cinta sejati” yang akan setia menemani hidup kita.

Ngomong-ngomong ada yang mau nambahin lagi..???

29 November 2005

Old File, Lagi sok puitis

Ketika asa terbelenggu oleh tangan-tangan sang takdir…
Perjalanan waktu membawaku melayang dalam angan yang panjang…
Asaku terbang… Entah apa bedanya antara khayal dan kenyataan…
Ku tak sanggup merubah anganku menjadi kenyataan…
Karena ku tak mampu merubah kondisiku…

Antara dimensi ruang dan waktu…
Andaikan ku bisa memutar balik ruang dan waktu itu…
Ku kan kilas kembali kisah itu…
Aku rindu padanya…
Ku tak tahu apa yang dia rasa saat ini…
Apakah sama dengan yang ada di hatiku…

Cinta…
Sebuah kata indah yang penuh rasa…
Terasa nyaman bagi sang jiwa…
Ketika dekat dengan Sang Tercinta…

Perjalanan hidup memaksaku untuk melupakannya…
Tapi hingga saat ini ku tak sanggup…
Masih ada luka pedih yang kurasa…
Ketika ku sadari ku tlah jauh darinya…

Bertemu dengannya bagaikan mimpi…
Dalam sekejap dia datang dan pergi dalam alam nyataku…
Dalam sesaat ia hadir dalam agenda kehidupanku..
Menorehkan rasa yang dalam…
Dan tak mudah hilang dalam ingatan…
Yang membuat hidupku hanya seperti mimpi…
Dan aku lelah bermimpi…

Sabtu Sore, 15 Oktober 2005

Old File, Lagi sok puitis nich..

Cinta datang begitu saja…
Tanpa pencarian di saat yang tak terduga…
Takdir dan kisah kehidupan yang mengatur skenarionya…

Takdir memperkenalkan dirinya padaku…
Dia datang… Begitu dekat di kehidupanku…
Dan aku pun membawanya masuk ke dalam hatiku…

Tapi mengapa takdir jualah yang membawanya pergi jauh dariku…
Hingga aku hanya hidup dalam anggan dan khayalku…

Hari ini aku masih bermimpi…
Yak.. seperti baru semalam aku bermimpi…
Terkadang aku tersadar bahwa ini bukan mimpi…
Tapi jiwaku tak kuasa menatap kenyataan ini…
Dan pada akhirnya aku masih menikmati mimpi itu…
Sesak… dalam dadaku… aku tak sanggup lagi merasakannya…


Minggu, 2 Januari 2005

Old File, Written for the man who had ever been in my heart

Ketika cinta mengurai makna…
Batinku puas.. Jiwaku lepas…
Tanpa beban menyesak di dada…
Hidup untuk mencintai begitu indah…
Dengan cinta… Jiwa tergerak bangkit mengayunkan langkahnya…
Karena cinta… Jiwaku lepas menuruti apa kata Sang tercinta…
Bahkan otak warasku pun sudah tak berfungsi lagi…
Kalah luluh karena Sang tercinta…

Duhai Tuhanku…
Hatiku bergetar… Tak kuasa air mataku tercurah…
Ketika aku menginggat-Mu… Mendengar nama-Mu…
Tapi mengapa ya Allah…
Masih ada Makhluk-Mu yang merenggut hatiku dari Engkau…
Sehingga dia lebih menguasai hatiku…
Padahal cinta seharusnya hanyalah milik-Mu…
Tapi karena cinta ya Allah.. Aku selalu sedih… resah… dan gelisah..
Setiap detik selalu rindu akan dirinya…

Tuhanku…
Mencintai terasa indah luar biasa…
Walaupun belum tentu mendapatkan cinta yang sama pula dari Sang tercinta…
Tapi bukankah cinta adalah anugerah yang Kau berikan pada setiap makhluk-Mu…

Tuhanku…
Jangan Kau biarkan aku salah mencintai makhluk-Mu…
Berikan padaku hamba-Mu yang Kau cintai… Yang pantas mendapatkan cintaku…
Karena aku kan begitu tulus mencintainya…
Yang kelak kan menjadi bagian dari hidupku..

Thursday 13 September 2007

Chemistry


“El, memangnya di kantormu ngak ada cowok apa..? Kok kamu ribut banget gitu sich, minta di cariin pacar.. “

“Ada sich Win, ada bbrp malah… tapi gimana ya.. ngak ada yang cocok bgt gitu loh..”

“Kenapa ? kurang bagus ? Kurang ganteng ? Emg mau yang kayak apa sie??”

“Hmm.. gimana ya.. malah ada kok temen kantorku yang udah lumayan gitu dech, agamanya bagus, udah punya rumah, tampang juga lumayan kok”

“Terus..?”

“Ya.. gimana ya… tapi kok agak kurang ‘klek’ gitu loh di hati… susahlah Win kalo ngak ada semacam chemistry gitu dech”

Mendengar percakapan ke-2 temanku itu, aku pun ikut menimpali, “Ya.. ya.. ya… Aku ngerti kok El maksudmu, aku juga sering ngerasain kayak gitu… Pokoknya kurang ‘sreg’ gitu dech.. makanya ngak niat”

“Ya… ya… begitulah mbak pokoknya” balas Ely lagi

Ini kali ke-2 aku mendengar kata “chemistry” dalam percakapan dengan teman2ku bbrp waktu yang lalu. Sebelumnya aku ngak ngerti maknanya, aku cari di kamus, chemistry = kimia. Waktu itu binggung.. jadi apa ya hubungannya dengan urusan cinta..

Sekarang aku tau, jd maksudnya chemistry adalah semacam senyawa2 kimia yang ada di dalam salah satu hormon tubuh kita, yang mengendalikan rasa suka, deg-deg-an atau gemetar kalau berdekatan dengan dia, dan terasa indah dalam pandangan kita terhadap sesosok orang tersebut. Siapapun orang itu yang pasti tidak ada standart kriteria yang mutlak yang bisa menyebabkan timbulnya chemistry itu.

Hmm… sama saja ternyata.. pantesan masih banyak jomblo-jomblo berkeliaran di mana-mana.. :p

Monday 10 September 2007

Saat-Saat Mencekam

Di sela rutinitas kerja, Senin, 10 Sept 07, 09:50

Kemarin hari minggu saya di rumah saja, tidak ada aktivitas keluar. Saya sempat menonton berita kriminal sore hari, saya lupa nama acaranya, entah apa pokoknya semacam sergap atau patroli.

Seperti biasa, dari informasi berita2 tersebut, kita bisa menerka-nerka sendiri entah ada berapa banyak kejahatan yang terjadi di muka bumi Indonesia ini dalam sehari saja, seperti perampokan, pemerkosaan, dan pembunuhan kapan saja bisa terjadi dimana-mana.

Kasus yang kemarin cukup saya perhatikan adalah soal pembuhan terhadap seorang gadis 18 th di daerah Citayam Bogor oleh seorang aparat kepolisian. Di tengah malam seorang gadis berdiri dengan sebuah motor di depan kantor Polres sedang menunggu saudara laki2nya untuk membeli bensin, karena motor sudah mogok jadi di tinggal. Tiba2 seorang petugas yang tadi mengantar saudara laki2nya untuk mencari bensin datang, mengatakan bahwa saudara laki2nya tadi meminta dia untuk menjemput dan mengantarkan si gadis untuk menyusul ke tempat pembelian bensin. Setelah petugas memberikan alasan yang cukup meyakinkan, si gadis tentu saja percaya dan akhirnya ikut membonceng motornya. Di tengah jalan sepi, motor berhenti karena si petugas tersebut menerima panggilan dari telepon genggamnya. Setelah selesai berbicara, entah setan mana yang merasuk dalam diri sang petugas, dia berniat untuk menggagahi si gadis.. Si gadis berontak dan mencoba lari sambil mengancam akan melaporkan tindakan petugas tersebut ke aparatur kepolisian. Tanpa perlawanan, sang petugas langsung mengeluarkan pistolnya dan... Dor !!! peluru menembus dada, si gadis langsung tersungkur tewas tak berdaya.

Hmmm…. serem… Menakutkan memang, kejahatan dapat sewaktu-waktu mengintai seorang wanita. Saya jadi teringat dengan beberapa saat-saat yang mungkin bisa dikatakan “mencekam” yang pernah saya alami.

Pertama
Ketika saya masih kuliah dulu, sekitar th 2000-an. Saya pernah pulang ke bandung kebetulan dapat kereta yang jam terakhir dari sta. gambir. Sampai di sta. Bandung sekitar jam 11 malam. Saya hanya membawa sebuah tas punggung yang cukup penuh terisi perbekalan makanan dari rumah. Perjalanan dari stasiun sampai ke kost-an saya sekitar 1 jam-an, harus naik 3 kali angkot lagi. Di kereta saya dapat teman ngobrol, sebelum keluar dari stasiun menuju terminal, dia mengajak saya untuk mampir makan sate kambing dulu yang ada di luar stasiun. Saya menolak dengan alasan sudah terlalu malam, takut nanti tidak ada angkot lagi. Sepanjang jalan di daerah stasiun, pasar baru, buah batu, sampai dayeuh kolot terlihat sepi sekali, hanya ada 1 atau 2 org saja yang masih lalu lalang. Selama di perjalanan di dalam angkot pun, saya lebih sering sendirian, hanya dengan pak supir.. Perasaan saya saat itu tidak takut, hanya pasrah dan berdoa semoga Allah melindungi saya, dan saya berharap cepat segera sampai kost-an. Alhamdulillah org2 yang saya temui sepanjang jalan ramah2, baik2 memperlakukan saya.. (org2 bandung memang lbh halus ucapannya dalam memperlakukan org lain, misalnya di angkot atau di tempat2 umum… beda sama di Jakarta yang kadang kasar2..)

Kedua
Masih ketika saya kuliah dulu, saya sering sekali pulang ke Jakarta malam2 dari bandung, karena saya pikir tidak masalah kalaupun saya tiba di terminal kampung rambutan terlalu larut, toh sudah di kota sendiri ini, lagipula biasanya ada keluarga saya yang akan menjemput. Pernah suatu kali saya tiba sampai terminal kampung rambutan jam 12-an malam. Tumben jam segitu kampung rambutan sudah lebih sepi dari biasanya. Tidak ada 1 kios buah pun yang masih buka. Saya duduk menunggu jemputan di tempat biasanya, di depan sebuah kios buah yang sudah tutup dekat tempat parkiran motor, dan kebetulan di situ ada kursi kayu panjang. Tidak ada org sama sekali di daerah itu, saya duduk sendirian. Tiba2 dari arah yang tidak jauh datang seorang laki2 muda menuju ke arah saya. Perasaan saya cukup takut saat itu, karena sebelumnya sudah biasa terdengar di berita2 ttg kasus2 penodongan atau pembunuhan oleh para preman di wilayah terminal kampung rambutan. Laki2 itu saya perkirakan berumur 26an th dengan penampilan layaknya preman, dengan tampang dan logat Ambon yang masih kentara. Saya tidak tau pasti apakah dia preman sini atau bukan. Dia langsung menyapa saya kemudian ikut duduk di sebelah saya.

“Sendirian mbak..?? Nunggu jemputan ya..??” Sapanya
“Iya mas, saya lagi nunggu di jemput.. Mas menunggu siapa??” Saya balas bertanya

Dan… bla.. bla.. bla.. percakapan kami trs berlanjut. Pertanyaan2nya memang awalnya bernada menyelidik. Dalam kondisi seperti ini awalnya saya bersikap waspada, tapi saya juga tidak ingin bersikap ketus dan cuek, sehingga terkesan cewek sombong, saya berusaha untuk positive thinking saja. Saya coba seramah mungkin menjawab pertanyaan2nya, dan juga merespon kata2nya dengan berbalik bertanya.. Dan setelah kurang lebih 15 menit, percakapan kami jadi hangat, akhirnya saya merasa nyaman dan tidak ada rasa takut lagi. Dia malah antusias menceritakan ttg banyak hal, termasuk ttg keluarganya, dan sekolahnya dulu. Dia juga mengaku kalau dia juga seorang muslim dan berasal dari Ambon..

Tak terasa kami sudah ngobrol banyak, sampai akhirnya setengah jam kemudian Ayah saya datang. “Tuh mas jemputan saya sudah datang. Saya duluan ya” Pamit saya…

“Iya Mbak, terima kasih.. Ati-ati..” balasnya.

Ketiga
Setahun yang lalu ketika saya kembali dari Sentani berlibur ke rumah Om saya. Pesawat saya take off dari bandara Sentani sekitar jam 16.00 WIT. Transit di Biak dan Makasar, tiba di bandara Soekarno Hatta jam 21.00 WIB, keluar airport, nunggu ambil bagasi sampai jam 21.30. Saya keluar melalui arrival gateway dengan membawa 1 buah travel bag ukuran sedang, dan 1 buah tas pinggang.

Seperti biasa banyak calo dan supir taksi langsung datang menyerbu. Dalam kondisi seperti ini saya langsung pasang wajah judes dan ketus, tidak ada yang saya layani sama sekali semua tawaran mereka. Saya jalan lurus tanpa menghiraukan kejaran mereka menuju ke luar lobby depan. Saya lihat ada seorang sopir taksi yg tadi juga sempat saya tolak, masih mengamati saya dari kejauhan. Tapi saya bersikap sok cuek, saya tak mau balas melihatnya.

Saya mencari tempat yang lebih sepi supaya nyaman dan berharap saya melihat ada taksi ‘tarif lama’ yang lewat. Saya enggan juga kalau ambil taksi yang sedang ngetem berjajar disitu, karena kita juga hrs bayar charge bandara-nya Rp.25ribu.

Melihat saya yg masih tetap berdiri sendiri belum mendapatkan taksi, akhirnya si sopir taksi yg dari td sudah mengamati saya dari kejauhan mendekat, dia langsung memegang travel bag saya.

“Pulangnya kemana sih mbak..?” Tanyanya

“Ragunan” Jawab saya

“Ayo.. ayo… biasalah ragunan. Ini ID Card saya, kalau mbak ngak percaya.. Di jamin kok.. aman..!! aman..!!” lanjutnya sambil menunjukan ID Card nya lalu menarik travel bag saya. Dalam hati saya “tumben baru kali ini gue dapat sopir taksi pake ngasih tau ID Card nya segala..”

Saya tidak terlalu perhatikan apa nama taksi yang tertera dalam logo di bagian atas ID Cardnya tersebut. Saya yang dalam kondisi agak lelah nurut saja, saya ikuti sopir taksi itu, ternyata menuju parkiran di halaman bandara.

Sampai di mobilnya karena agak gelap jauh dari lampu lapangan parkir, sedikit saya agak bertanya2 heran dalam hati “kok mobilnya hitam sich, apa taksi silver bird kali yah…”

Sopir taksi itu langsung memasukkan travel bag saya ke bagasi. Dia lalu mempersilahkan saya duduk. Saya langsung masuk memilih duduk di depan disebelah sopir. Dalam keadaan yg menurut saya agak ‘ganjil’ seperti ini, saya mulai waspada. Saya amati sekeliling saya dengan seksama. Saya menengok ke bangku belakang. Spontan dalam hati saya agak kaget bertanya2, “Loh kok ada cewek nya ??”. Belum sempat saya berkata, si sopir taksi langsung ngomong “Oh ini si Mbak nya juga mau ikut sekalian, nanti dia turun di Blok A”. Di kursi belakang sudah ada seorang perempuan muda sendirian dengan pakaian yang cukup rapi, saya taksir kira2 umur 25-an th.

Sengaja saya diam dulu. “Apa hubungannya Blok A sama Ragunan, aneh nich” gumam saya curiga campur kesal dalam hati. Lalu saya amati lagi bagian depannya.

“Loh kok argo nya mana Pak..?” Tanya saya, karena saya lihat di situ tidak ada alat semacam argonya.

“Ngak Usah pake argo mbak, biasalah Ragunan kan, 200ribu” Jawabnya

“Ah.. apaan sich, biasanya juga cuma 100ribu” balas saya

Otakku berpikir keras, sangat waspada, “wah ada yang ngak beres nich, lanjut..?? turun..?? lanjut..?? turun..? lanjut..? turun..? Hmmmm… ” Aku diam sejenak untuk berpikir sambil mengamati situasi, sang sopir taksi melajukan mobilnya menuju pintu keluar parkiran.

Pikiran negatif ku mulai muncul. Dalam batin aku bicara sendiri. “Wah bisa2 di jalan yang sepi gue di rampok nich terus diperkosa. Mana aneh pula.. mana ada 1 taksi 2 penumpang. Jangan2 mereka kerjasama nich, si sopir sama cewek yg duduk di belakang.”

Mobil terus melaju, sampai akhirnya keluar dari lapangan parkir. Langsung spontan saat itu juga “Pak, tolong dong stop.. Keluarin tas saya dari bagasi !!!!” Suara saya agak sedikit keras.

“Loh mbak, ngak bisa gitu.. Kalau mbak mau batal, harus bayar charge nya” balasnya

“Ngak mau !!!” Saya langsung keluar membuka pintu, lalu agak berteriak “Tolong buka pintu bagasinya !!!”

Pintu bagasi belakang terbuka, langsung saya ambil tas saya. Sang sopir taksi ikut turun, “Kalau mau batal sesuai aturan mbak harus bayar charge nya dulu dong..!!!” Katanya lagi.

“Eh pak..!!! Tadi siapa yang nyuruh narik2 tas saya. Dari tadi saya juga ngak mau naik taksi situ.. Situ nya aja yang narik2 tas saya.” Suara saya ber-emosi agak keras… Tanpa mengulur waktu langsung saya tinggalkan mereka.. saya berlalu tanpa mengindahkan apa reaksinya, sambil menarik travel bag saya menuju ke lobby bandara lagi.

Akhirnya tidak lebih dari 10 mnt kemudian saya men-stop taksi yang lewat, sopirnya seorang bapak2 tua. “Ke arah Ragunan ya Pak” kataku. “Iya mbak” Jawab bapak sopir taksi itu. Saya tiba di rumah pukul 23.15an, keluarga saya sudah menunggu dari tadi.

Keempat
Peristiwa ini ketika saya sedang berada di dalam taksi menuju Sarinah dari kantor saya. Sebenarnya jarak kantor – Sarinah sangat dekat, tetapi karena saat itu sedang rintik2 hujan dan kendaraan umum juga susah, akhirnya saya naik taksi. Karena sepanjang Jl. Thamrin macet total, akhirnya taksi putar arah melalui Jl. Kebon Sirih. Kebetulan saya mendapatkan taksi dengan sopir yang cukup ramah dan banyak ngomong, sehingga suasana didalam mobil tidak hening, di tengah kebisingan lalu lintas diluar yang padatnya luar biasa saat itu. Saya duduk di bangku belakang, sambil berbincang2 dengan sang sopir, di tengah perjalanan laki2 disebelah saya mencoba berkali-kali menyentuh tangan saya, dan ingin mencium pipi saya. Tapi dengan tangkas saya dapat menepis untuk menghindar dari sentuhannya. Entah mengapa saat itu sama sekali tidak ada rasa takut, mungkin juga karena saya pikir diluar cukup ramai, dan lagipula jarak perjalanan tidak jauh.

Setelah kejadian itu berlalu beberapa hari, sempat saya berpikir sebenarnya bisa saja laki2 tersebut mendekap saya, apalagi dengan kondisi tubuh saya yang jauh lebih kecil darinya, tentu saja saya tidak bisa berkutik. Kemudian berniat memperkosa saya dan si sopir taksi diajak bekerja sama putar arah ke tempat yang lebih memungkinkan.. Naudzubillah mindzalik.. Ya Allah lindungilah aku selalu.. Janganlah Engkau biarkan makhluk-Mu menyakitiku atau mengancam keselamatan jiwaku..


Sunday 9 September 2007

Sedih

Minggu, 9 Sept 07, 21:45

Beberapa hari ini aku sering mengatakan “Aku bahagia kok” atau “Aku selalu happy menikmati hidup” dengan ungkapan yg mantap dari lubuk hati pada beberapa teman yang sempat aku temui kemarin dalam obrolan2 kami. Tapi sebenarnya aku tidak tau, apakah aku benar2 bahagia ??!!

Hari minggu ini aku dirumah saja tidak ada kegiatan, kec. menyetrika bajuku sore tadi. Hari ini aku bersedih, sedikit menangis. Baru kurasakan ternyata “aku tidak bahagia”. Kalimat-kalimat penyerangan menusuk hatiku.. Ahh… aku harus kuat, aku tidak boleh menangis.. apalagi aku sudah terbiasa mendapatkan ini dari’nya’. Setetes air bening jatuh dari sudut mataku.. Jiwaku lemah dan hampa, jatuh ke dasar alam bawah sadarku.. Pikiranku kosong.. kupejamkan mataku.. aku menarik nafas panjang.. kucoba perlahan menata kembali hatiku yang sesak dan terluka, ku bisikkan kekuatan dengan sebuah kata, Allah… Allah… Allah… Allah… Allah… Allah…

Perlahan kuhembuskan nafasku.. Hhhhhh…. Hatiku mulai tenang.. Kepingan sosok jiwaku tersusun kembali, yang sempat terporak hempas jatuh ke dasar jurang yang hampa....

Tuhanku, aku bersedih. Sudah hampir sebulan tak ku curahkan air mataku pada-Mu dalam tahajjud malamku.. Aku rindu kasih sayang-Mu.. Ampuni aku yang melupakan-Mu..

Tuhanku, lindungilah aku.. Janganlah Engkau biarkan makhluk-Mu menyakiti hatiku, atau mengancam keselamatan jiwa ragaku..


“orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Ar Ra’d :28)

Thursday 6 September 2007

Perempuan Impian

Cerpen : Dari catatan seorang Ayah, Bpk. Irwan Kelana


Ketika Putri mendadak memutuskan cintanya, Irfan berubah jadi pemurung. Dan ketika gadis pujaannya itu menikah diam-diam di Surabaya, Irfan betul-betul frustrasi. Dia tak mau makan minum, sehingga akhirnya terkena tifus. Betapa ironis, ketika mantan kekasihnya tengah menikmati bulan madu di Bali, dia justru terbaring di rumah sakit. Lalu, apakah yang dapat dilakukan seorang ayah untuk menghibur anak lelakinya yang patah hati? Untuk membangkitkan kembali semangat juangnya yang hampir mati?

Irfan adalah anak yang cemerlang. Sejak kecil dia selalu jadi bintang kelas. Namun, anak itu pendiam dan perasa. ''Kamu betul-betul menuruni darah Ayah. Selalu serius, mendalam, dan penuh ketulusan kalau mencintai perempuan. Sehingga, kalau putus cinta betul-betul terpuruk. Padahal, seperti kata peribahasa, dunia ini tidak sedaun kelor. Di dunia ini begitu banyak wanita, Nak,'' ujarku saat berbicara dari hati ke hati sepulangnya ia dari rumah sakit.

''Tapi tidak ada yang secantik dan sebaik Putri, Yah. Dia yang dulunya tak pakai kerudung, kini mulai belajar pakai kerudung. Tapi kenapa ketika keislamannya semakin sempurna, kok dia tega meninggalkan saya dan menikah dengan manajer perusahaan elektronik itu?''

''Sudahlah, Nak. Sesuatu yang lepas dari tangan kita memang selalu kelihatan indah. Begitu pula kalau kita kehilangan perempuan yang kita cintai. Mata kita tertutup bahwa di sekeliling kita masih banyak perempuan lain yang mungkin lebih baik dari dia.''

''Aku baru sekali ini jatuh cinta, Yah. Selama SMU dan kuliah, waktuku lebih banyak aku habiskan untuk belajar, dan organisasi ilmiah di kampus.”

''Ayah paham, Nak. Ayah mau buka rahasia. Sewaktu SMU dulu Ayah mengalami nasib yang mirip kamu. Cinta tak kesampaian, padahal Ayah dan Vina, nama perempuan itu, sama-sama saling mencintai. Bertahun-tahun Ayah nyaris frustrasi dan tak pernah mampu menghilangkan bayang wajahnya. Sampai kemudian, lima tahun setelah itu, Tuhan mempertemukan Ayah dengan ibumu. Dia wanita tercantik di Cianjur ketika itu. Baru lulus SMU. Banyak sekali pemuda yang mengincar ibumu.

Entahlah, kenapa dia mau menikah dengan Ayah yang ketika itu masih berstatus mahasiswa dan belum punya pekerjaan, kecuali menjadi penulis free lance di koran. Kami menikah hanya dua minggu sejak pertama kali bertemu.'' Irfan termenung. Mungkin ia merenungkan kalimat demi kalimat yang tadi aku ucapkan.

''Nak, laki-laki itu ibarat buah kelapa. Makin tua, makin bersantan. Biarpun jelek, botak dan gendut, kalau punya kedudukan, berharta, dan terkenal, maka gadis-gadis muda antri untuk mendapatkannya. Untuk sekadar jadi teman kencan maupun istri sungguhan.''

''Benarkah?''

''Ya. Dengan modal hanya sebagai wartawan senior dan novelis top saja, Ayahmu ini seringkali digilai oleh perempuan-perempuan muda. Mereka berusaha mencuri perhatian Ayah dengan berbagai cara. Kalau Ayah tidak kuat iman, Ayah mungkin sering kencan dengan banyak perempuan. Kalau Ayah kurang sabar, Ayah mungkin beristri dua, tiga, atau bahkan empat.''

''Apa yang membuat Ayah bertahan?''

''Ibumu. Dia perempuan yang hebat. Kesabaran, ketulusan, kehangatan dan kasih sayangnya luar biasa. Hal itu telah ditunjukkannya saat Ayah masih belum punya apa-apa, belum diperhitungkan orang, bahkan dilirik sebelah mata pun tidak. Kami menikah dalam keadaan miskin. Bahkan cincin kawin untuk ibumu baru Ayah belikan lima tahun setelah pernikahan.

Tahun-tahun pertama pernikahan, kami sering makan hanya seadanya saja. Namun tak pernah sekalipun Ayah mendengar ibumu mengeluh atau menunjukkan air muka masam. Sebaliknya, Beliau selalu berusaha membesarkan hati Ayah. Bahwa Ayah punya potensi. Bahwa Ayah suatu hari nanti akan jadi orang hebat di bidang sastra maupun jurnalistik.

Dua puluh delapan tahun perkawinan dengan ibumu sungguh merupakan perjalanan hidup yang amat berarti bagi Ayah. Itulah yang membuat Ayah tak pernah mau berpaling kepada perempuan lain. Rasanya sungguh tak adil, setelah menjadi orang yang terkenal dan punya uang, Ayah lalu mencari perempuan lain untuk membagi cinta ataupun sekadar bersenang-senang.''

''Ayah beruntung mendapatkan perempuan sebaik ibu. Tapi aku? Satu-satunya perempuan yang aku cintai kini telah pergi.''

''Jangan menyerah dulu, Nak. Cuti doktermu kan masih tiga hari lagi. Bagaimana kalau besok Ayah ajak kau jalan-jalan keliling Jakarta? Kita santai dan cari makan yang enak. Siapa tahu kamu bisa melupakan Putri-mu dan mendapatkan pengganti yang lebih baik.''

Irfan tidak langsung menjawab. ''Ayolah, Nak. Ayah yang akan jadi sopirmu. Kau tinggal duduk di jok depan. Oke?''

Lama baru Irfan mengangguk. ''Baiklah, Ibu ikut?''

''Tidak. Ini urusan laki-laki, Nak,'' sahutku seraya tertawa. Hari pertama aku mengajak Irfan berkeliling Mal Pondok Indah. Mal yang terletak di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan itu selalu ramai dikunjungi orang-orang berduit. Hanya dalam hitungan jam kita bisa menyaksikan puluhan bahkan ratusan perempuan muda, cantik dan seksi, keluar masuk mal. Umumnya mereka mengenakan pakaian yang menonjolkan lekuk-lekuk fisiknya, seperti dada, pusar, pantat, paha, ketiak dan punggungnya.

Seusai Maghrib aku mengajak Irfan nonton film di Kartika Chandra 21 yang terletak kawasan Segi Tiga Emas Jakarta, tepatnya Jalan Gatot Subroto. Di sini banyak sekali pasangan yang datang menonton. Umumnya perempuan-perempuannya mengenakan gaun malam yang seksi dan terbuka.

Banyak juga yang memakai rok mini ataupun celana blue jeans ketat di bawah pinggang sehingga sering kali memperlihatkan celana dalam pemakainya. Hari kedua aku mengajak Irfan pergi ke kantor sebuah bank syariah. ''Ayah mau setor tabungan dulu sekaligus mau buka rekening khusus zakat. Mau ikut masuk?'' Irfan mulanya enggan. ''Ayolah.'' Akhirnya ia mau juga ikut. Kami menemui salah seorang customer service officer. Laili namanya.

''Assalaamu'alaikum, Pak Irwan. Ada yang bisa saya bantu?'' suaranya bening dan terkesan manja, namun tidak dibuat-buat. Balutan jilbab coklat itu tak mampu menyembunyikan posturnya yang semampai dan wajahnya yang selembut kabut.

''Wa'alaikumsalaam, Mbak Laili. Saya ingin membuka rekening khusus untuk zakat. Oh, ya, kenalkan ini anak sulung saya. Irfan.”

“Irfan, ini Mbak Laili.''

''Assalaamu'alaikum, Mas Irfan.''

''Wa'alaikumsalaam, Mbak Laili.''

''Irfan kerja di gedung ini juga, Mbak Laili. Lantai 12.''

''Oh, ya?'' Laili agak terkejut.

''Kalian pasti enggak pernah bertemu kan? Inilah penyakit zaman modern, orang-orang berkantor di satu gedung tapi bisa bertahun-tahun tak pernah berjumpa,'' kataku sambil tertawa. Bibir tipis Laili mengukir segurat senyum.

''Soalnya Mas Irfan enggak pernah buka tabungan di bank syariah. Duitnya disimpan di bank konvensional semua ya?'' Laili punya selera humor yang bagus. Kulihat Irfan tersenyum kecil.

''Insya Allah saya akan buka rekening di bank syariah, Mbak.''

Keluar dari bank syariah itu, aku mengajak Irfan menghadiri pameran buku Islam di Istora Senayan Jakarta. Pameran yang menampilkan puluhan penerbit Islam itu setiap hari dihadiri oleh puluhan ribu orang. Berbeda dengan pemandangan di Mal Pondok Indah dan KC-21, di sini kebanyakan perempuan muda yang datang mengenakan jilbab. Wajah mereka kelihatan bersih dan matanya lebih suka menunduk ketimbangjelalatan mencari perhatian lelaki. Seusai menonton pameran buku, aku mengajak Irfanmampir di Hotel Gran Melia, yang terletak di Jl. HR Rasuna Said. Kami memesan es lemon tea dan pisang goreng keju.

''Oke. Mari kita bahas perjalanan dua hari kita. Kamu masih ingat perempuan-perempuan muda di Mal Pondok Indah dan KC-21 kemarin?'' Dia Cuma mengangguk. ''Wanita-wanita seperti itu menyenangkan untuk dilihat dan dibawa ke pesta-pesta, tapi belum tentu membuatmu bahagia. Sebaliknya perempuan-perempuan muda berjilbab yang kita saksikan di pameran buku Islam dan bank syariah tadi, mereka lebih mungkin membuatmu menjadi seorang lelaki yang dihargai dan meraih kebahagiaan sejati. Ayah yakin, di antara mereka itu pasti ada perempuan impian.''

''Seperti apakah perempuan impian itu, Yah?''

Aku menyeruput es lemon tea yang tinggal separoh. Kemudian mencomot sepotong pisang goreng keju.

Irfan menunggu dengan tidak sabar. ''Seperti apa, Yah?''


''Kalau kamu bertemu dengan seorang perempuan yang berpadu pada dirinya kehangatan seorang Siti Khadijah, serta kemanjaan dan kecerdasan seorang Siti Aisyah dua di antara istri-istri Rasulullah itulah perempuan impian.''

''Seandainya aku menjumpai perempuan yang seperti itu, apa yang harus aku lakukan?''

''Jangan tunggu esok atau lusa. Telepon Ayah saat itu juga. Ayah akan segera melamarkannya untukmu, dan kau harus menikah dengannya paling lambat seminggu setelah itu. Jika kamu mendapatkan perempuan seperti itu dalam hidupmu, dunia ini kecil dan nyaris tak berarti. Rasul pernah berkata, bahwa seorang perempuan yang salehahlebih berharga dari dunia ini beserta isinya.''

Seminggu kemudian. Aku tengah menulis sebuah ficer tentang pengoperasian bus way di Jakarta, HP-ku berdering. Dari Irfan: ''Ayah, aku sudah dapatkan calon istri. Seorang wanita salehah yang bisa membuatku hidup bahagia.'' Suaranya terdengar bersemangat.

''Oh, ya, siapa namanya?''

''Nantilah Ayah akan aku kenalkan.''

Berselang lima menit kemudian, Yanti, staf humas bank syariah menelepon. ''Assalaamu'alaikum, Pak Irwan. Tadi Irfan buka rekening di bank syariah. Dia mengobrol cukup lama dengan salah seorang customer service officer kami. Bapak pasti tahu yang saya maksudkan.'' Aku menutup Nokia 9210i itu. Lalu memandang ke luar jendela kantor. ''Alhamdulillah. Akhirnya kau temukan perempuan impianmu, Nak.''


NB : Apakah semua perempuan sholihah, pasti dapat memberikan kebahagiaan ??

Wednesday 5 September 2007

Ohh.. Wanita Lajang Metropolitan

Sebuah cerpen, terinspirasi dari kisah kehidupan wanita2 high quality jomblo metropolitan


“Tidaaaaaaaaaaaaak !!!!” Batinku berteriak kala kuingat kejadian malam itu. Di jajaran bangku ruang bioskop 21, dalam kegelapan dia meremas-remas mesra jari-jari tanganku, sempat sesaat ku menikmati sentuhannya, dalam detakan jantung yang melaju cepat.. Dug.. dug.. dug.. dug.. dan uppsss…!!! aku agak tersentak.. bibirnya berhasil mendarat di pipi mulusku.. Ya Allah, ampuni aku..!! Entah mengapa aku tak bisa berkutik sedikitpun saat itu.. tubuhku mendadak dingin kaku. Otakku seperti orang binggung, tapi aku berusaha tampak ‘baik-baik’ saja.

Laki-laki itu salah satu yang mencoba mendekatiku, sudah hampir 2 thn dia mengejarku. Entahlah, tak bosan2nya Andri menyatakan cintanya padaku. Hingga saat ini hatiku tetap membisu, dalam lubuk yang paling dalam “dia bukan pilihanku”.

Sebagai perempuan lajang 29 thn yang sebatang kara, aku harus mandiri, kuat setegar baja. Apalagi aku hidup di tengah arus kota metropolitan ini, banyak cobaan yang menggoda. Peranggaiku yang supel, murah senyum dan terlalu ramah ini suka disalah artikan orang. Sebenarnya aku hanya ingin memiliki banyak sahabat dan saudara, dan juga aku ingin dihargai banyak orang, agar aku tidak selalu merasa sendiri dan kesepian dalam hidupku, apalagi saat ini ketika kedua orang tua dan adikku telah pergi meninggalkanku karena kecelakaan pesawat itu. Kini akhirnya aku tinggal bersama dengan keluarga bude ku.

Tidak ada laki-laki lain sebelumnya yang berani menyentuhku. Tidak juga kedua pacarku dulu. Aku selalu berusaha menjaga diri. Selalu terngiang-ngiyang wejangan para orang tua bijak kepada anak-anak gadis mereka, “Nak, jadi perempuan itu harus pandai menjadi diri dan kehormatan, sekali kamu kehilangan harga dirimu, selamanya kamu akan menyesal. Jangan pernah mempermalukan keluargamu”. Tapi entahlah apakah kalimat itu masih berlaku bagi seluruh wanita masa kini, apalagi mereka yang hidup di tengah gemerlapnya kota besar seperti Jakarta ini. Yup.. !! Hanya satu alasan yang masih tetap membuatku bertahan, Allah Tuhanku Yang Maha Melihat.. Aku tak sanggup bermaksiat di hadapan-Nya.

Sebagai wanita karir, mapan, bekerja di perusahaan yang bergengsi dan bergaul dengan banyak orang sebenarnya aku sudah tidak kaget lagi dengan maraknya kasus-kasus perzinahan, yang kian hari menjadi hal yang biasa dan tak tabu untuk diperbincangkan. Baik dari skandal perzinahan dengan kekasih gelap sampai dengan skandal perselingkuhan dengan rekan kerja.

Sore itu aku lelah sekali, banyak pekerjaan di kantor yang harus diselesaikan hingga aku harus pulang agak malam. Pak Pram sang manager, memintaku agar dia bisa mengantarku pulang.

“Mel, kamu pulang jam berapa?” tanyanya

“Kira-kira 10 menit lagi pak, tinggal menunggu konfirmasi dari pihak vendor saja mengenai kesalahan2 prosedur aplikasi”

“OK, saya juga akan segera pulang kok. Kamu kelihatan capek sekali, saya akan antar kamu sampai rumah”

“Wah.. Gak usah pak.. saya akan merepotkan Bapak nanti”

“Engaklah.. tempat tinggal saya kan searah dengan rumah mu”

“Hmmm….” Aku binggung, aku memang cukup letih, apa aku harus menolaknya..??

Hubunganku dengan semua rekan kerja termasuk dengan atasan memang cukup dekat. Memang seperti inilah budaya di kantorku, seperti layaknya di instansi-instansi BUMN lainnya, dalam hubungan kerja pun kami memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi. Dari makan siang bersama, sampai nebeng pulang bareng teman yang searah, itu sudah hal yang biasa-biasa saja..

Sebelumnya akupun juga sudah beberapa kali pulang numpang mobilnya Pak Pram, tapi hanya turun sampai di perempatan Jl. Matraman saja, lalu aku melanjutkan perjalanan sampai ke Jl. Percetakan Negara dengan mikrolet. Kadang pula bareng dengan beberapa teman yang lain yang kebetulan juga searah. Tapi ini kali yang ke-2 Pak Pram mengantarku sampai di rumah. Dia memang atasan yang baik dan perhatian kepada semua bawahannya. Orangnya tampan, berwibawa, bijak dan kebapak2an, 38 th beranak 2.

“Diantar siapa tadi Mel, boss mu lagi ?” Tanya budeku menyusulku masuk kamar..

“Iya bude, Pak Pram.. tadi Mella kebetulan lembur bareng dia” jawabku sambil membuka jilbabku, dan mencopot aksesories2 yang menempel di bajuku.

Kata orang2 aku termasuk perempuan yang modis yang memperhatikan penampilan. Memang, aku suka tampil rapi dan menarik. Tak lupa selalu ku tambahkan pernak-pernik seperti bros, cincin, gelang atau kalung sebagai padanan pelengkap blouse dan jilbabku.

“Ati-ati nduk.. kamu harus bisa jaga diri dan kuat iman.. Sebagai gadis lajang yang sudah cukup berusia.. makin lama makin banyak godaannya.. Kalau tidak di goda laki2 hidung belang… ya di goda suami orang..” Lanjutnya.

“Hhh…. Iya bude” Sahutku. Kalimatnya yang terakhir agak sedikit membuatku kaget.

“Insya Allah Mella pasti akan hati-hati, tenang bude.. ngak mungkin Mella tergoda suami orang kok” tambahku.

“Termasuk Pak Pram” sambungku dalam hati..

“Lagipula memangnya Pak Pram menyukaiku, Ah dia hanya seorang atasan yang baik.. Ngak mungkin, barangkali akunya saja yang ke-GR-an..” Dalam hati aku bicara sendiri mencoba menepis kekhawatiran budeku..

“Kenapa toh Nduk, kamu tidak segera menikah saja? Tanya budeku lagi dengan kalimat sama yang sudah beberapa kali dilontarkan padaku.

Ingat usiamu… Bapak Ibumu ‘disana’ pasti juga akan senang kalau akhirnya anak gadisnya bersanding dengan pasangan hidupnya” Tambahnya.

“Iya bude.. tapi mungkin Allah memang belum memberikan Mella Jodoh bude, ya.. kita tunggu saja nanti.. Kalau sudah ada jodoh, Mella pasti menikah” Jawaban standartku yang masih selalu sama.

Aku memang tidak terlalu dekat dengan budeku untuk urusan masalah pribadi. Aku jarang sekali menceritakan siapa2 saja teman laki2 yang pernah singgah di kehidupanku. Mungkin karena dia bukan ibu kandungku sendiri, oleh karena itu aku tidak bisa banyak bercerita. Aku tinggal disini sejak 6 tahun yang lalu, setelah aku kehilangan semua keluargaku.

Memang sejak laki-laki terakhir yang aku cintai memutuskan hubungan 3 tahun lalu, aku belum pernah membina komitmen lagi, termasuk juga dengan Andri. (HN)


NB : Posting-an ini saru ngak sich ?? Maaf dech, kalau ada yang kurang berkenan.. Cerita ini hanya menyingkap sebagian kecil dari kisah kehidupan wanita2 lajang di metropolitan. Yang tak luput dari dilema, terombang ambing antara 'prinsip' dan godaan..

Monday 3 September 2007

Reporting


Perhatian : posting-an ini IT technical bgt gitu loh..!!! kalau tidak tertarik harap jangan dibaca !!!???

Pagi ini aku bersemangat sekali.. Bangun lebih pagi dari biasanya, dengan gerak cepat aku bersiap-siap berangkat ngantor.. Alhamdulillah semuanya lancar, busway lancar, dan aku bisa tiba di ktr tidak terlalu kesiangan..

Hari ini aku memang hrs segera tiba di ktr, karena ada bbrp schedule yang harus dikerjakan, biasa… mendekati hari2 jatuh tanggal reporting memang begini, hari ini aku harus segera running SOKI report dan SAP, semoga nanti sore semua report sudah kelar tinggal besok pagi aku kirim ke wholesale dan finance.

Setiba di kantor aku langsung ngecek imel kantor, sambil sarapan nasi goreng yang aku bawa dari rumah (ngak pernah sempat sarapan di rumah, kesiangan dikit bisa2 telat gara2 antri busway).

Tugas yang menunggu hari ini :

1. Menuntaskan pengiriman CDR Log yang belum lengkap. Udah di email-in tapi lambat nih responnya kang Dadang bag. Mediasi, paling2 ntar siang2an baru dia kirim-in, itupun biasanya tetap aja masih ada yg kurang.

2. Men-zip data2 DWH yg kmrn senin baru selesai aku split per-tgl. Ini sich gampang, tinggal ketik perintah : > gzip IM3* dan > gzip SATC* , kalau udah selesai langsung aku copy ke foldernya masing2 di inbill.

3. Running query. Inbill sudah closing sejak kmrn sore, baru semalam dan tadi pagi day end terakhir jalan. Pagi ini data normal berarti sudah fix. Reporting bisa di mulai.. Day end adalah proses summary data dari tabel detail traffic di summary dimasukkan ke tabel summary traffic. Semua proses reporting mengambil data dari tabel2 summary. Day end dijalankan berdasarkan scheduler. Aku harus edit script querynya dulu untuk data bulan Agustus ini pake ultraedit-32, seperti berikut :

set linesize 1000;
set pagesize 0;
set timing on;
set heading on;
set term off;

spool /operational/Rini/SOKI_REPORT/SOKI_Mobile_Provider_Cost_Based_200708.txt;

//ini maksudnya data hasil eksekusi di simpan dlm nama file SOKI_Mobile_Provider_Cost_Based_200708.txt dalam direktori /operational/Rini/SOKI_REPORT/

SELECT 'RPT_TYPE_NAME','RPT_NAME','HOME_CRR_NAME','A_PFX_CRR','B_PFX_CRR','CALL_TYPE','POI','ZONE','CALL','DURATION','TRANSIT_CHARGE','INC_OUT_CHARGE','TOTAL' FROM DUAL

//ini field2 yang akan kita tampilkan dlm report tsb

UNION ALL
SELECT
r.RPT_TYPE_NAME,
r.RPT_NAME,
r.HOME_CRR_NAME,
nbra.crr_name,
nbrb.crr_name,
decode(ct.CHG_TYPE_CODE,50,'Transit',51,'Transit','Direct')
,sw.LOC_NAME
,db.DIST_BAND_NAME
,to_char(sum(d.rpt_ind * d.tot_ind_cnt)) as call
,to_char(sum (d.tot_chg_usg * rpt_ind)) as duration
,to_char(round(sum(CASE WHEN ct.CHG_TYPE_CODE in (50,51)
THEN d.tot_chg_amt
ELSE 0 END),0)) AS TRANSIT_CHARGE
,to_char(round(sum(CASE WHEN ct.CHG_TYPE_CODE not in (50,51)
THEN d.tot_chg_amt
ELSE 0 END),0)) AS INC_OUT_CHARGE
,to_char(round(sum(d.tot_chg_amt) ,0)) AS TOTAL_CHARGE

//ini field2 yg kita ambil dari masing2 tabel beserta perhitungannya

FROM dwv_valid_bill_day_sum d
,dwh_rpt r
,dwh_chg_type ct
,dwh_dist_band db
,dwh_swi sw
,dwh_nbr_pfx nbra
,dwh_nbr_pfx nbrb
WHERE d.rpt_code = r.rpt_code
AND d.chg_type_code = ct.chg_type_code
AND d.dist_band_code = db.dist_band_code
AND d.swi_code = sw.swi_code
AND d.a_pty_pfx_code = nbra.nbr_pfx_code
AND d.b_pty_pfx_code = nbrb.nbr_pfx_code
AND to_char(d.call_inv_dttm,'MMYYYY') = '082007'

//ini sumber2 data isi field dari tabel2 yg bersangkutan

GROUP BY to_char(d.call_inv_dttm, 'DD-MM-YYYY'),
r.RPT_TYPE_NAME,
r.RPT_NAME,
nbra.crr_name,
nbrb.crr_name,
r.HOME_CRR_NAME,
db.DIST_BAND_NAME,
sw.LOC_NAME,
decode(ct.CHG_TYPE_CODE,50,'Transit',51,'Transit','Direct');

//group by artinya data2 yg sejenis dalam criteria field tertentu akan di gabung atau di group

spool off;
set term on;

exit;

Ini baru SOKI Cost Based saja lho, lalu aku lanjut edit query untuk SOKI Dates, SOKI POC, SAP Report, dan sekaligus running Daily Traffic utk data yang after closing.. Dalam waktu 15 menit semua sudah selesai (lah wong cuma nge-dit nama file ‘n bulan-th nya aja :p , jujur kalau di suruh nge-dit semua atau bikin baru dr awal… susyeeee man !!! butuh konsentrasi tinggi ‘n waktu yg lama)

Query langs aku submit dg perintah:
> nohup sqlplus rpt/rptp1@ib52p @ SOKI_Mobile_Provider_Cost_Based_200708.sql

Dan lanjut untuk perintah2 SOKI, SAP, dan Daily Traffic berikutnya..

Dan blash.. blash.. blash.. semua query tereksekusi… Ini akan memerlukan waktu yang lama bisa berjam2, entah sampai jam brp nanti, atau bisa2 sampai besok pagi baru selesai, tergantung kondisi DB(Database)-nya sedang sibuk atau tidak.

Akhirnya tugasku sekrg tinggal mengontrol jalannya eksekusi ini, dan menunggu smpai file report sukses terbentuk. Makanya aku sempat2nya bisa menulis blog ini.. :D Oh iya… pagi ini kalau bisa aku sudah dapat no berita acara untuk pembuatan form berita acara pengiriman report2 ini besok. Tinggal minta lwt email, dan… setelah bbrp mnt email terkirim.. yesss.. Lina sang sekretaris memang cepat responnya, langs di balas : “dari 187, 188,189,190,191/ FE0-FEB/MIS/07 ya mba rin...”

Aku harap sore ini pun semua report sudah selesai dirunning, jd aku bisa convert dan siapkan dalam file2 excel utk dikirim, so… bsok pg nyantai tinggal nge-send aja.

Setelah file2 hsl ekskusi terbentuk, pekerjaan tdk sampai disitu saja, aku msh hrs memisahkan secara manual dg excel, record2 data yg jmlnya berpuluh2 ribu itu kedlm 2 file, yaitu SOKI Mobile dan SOKI Telkom utk masing2 ke-3 jenis Report SOKI tsb.. Nah inilah salah satu pekerjaanku yg memerlukan waktu cukup lama kira2 ½ hari-an biasanya br beres tuntas semuanya.

Pekerjaan mengedit query dan men-split SOKI report menjadi Mobile ‘n Telkom memerlukan konsentrasi yg tinggi. Ketika mengerjakan ini, aku tak bisa melakukan multitasking, termasuk sambil chatting. Kalau ada yg ngajak ngomongpun biasanya suka jd ngak nyambung.. Ya iyalah wong pikirannya lg focus di script… bisa2 ngak konek dong nanti logika scriptnya.. or bisa2 ngaco berantakan dech record2 mobile ‘n telkomnya.. kalo ngopy-nya terputus di tengah jalan.

Jam 14:13, akhirnya semua SOKI selesai sudah di convert dan di split menjadi data Mobile n’ Telkom. SAP sudah lbh dulu selesai dr jam 10 td.. Hmm… alhamdulillah cepet nih querynya.. Tinggal nunggu Daily Trafic Report, seperti biasa hrs nginap semlm dulu kali… mungkin bsok br selesai…

Imel dr Dadang udah masuk.. List log CDR langs di loading Ardian. Aku cek kembali… alhamdulillah tinggal dispute 1 file lg… langs ku-konfirm lagi :

“Terima kasih mas Dadang, “

“Sudah saya cek kembali, masih ada kurang 1 file lagi :
24-Aug-07 - C54_00000_2408071800.IAC “

“Di tunggu ya…..”

“Regards,”
“-HN-”

Bisa nyantai dech.. tinggal nge-dit2 berita acara aja… Btw hari ini blm ada yg menyapaku di ym nich.. ;) pada kmn ya org2, sok sibuk smua… :D


NB : Bagi yg ngak mudeng bisa tanya ke saya langsung :p

Sunday 2 September 2007

Weekend


Apa enaknya weekend buatku..? Hari senin menuju jumat terasa begitu singkat. Sebenarnya aku sangat menikmati aktivitasku setiap hari termasuk dari hal2 yang terkecil sekalipun. Aku menikmati dinginnya mandi pagi, antrian busway, perjalanan menuju kantor, jajanan pagi di kantor, pekerjaanku, dan semua kegiatan lain termasuk browsing, chatting, dan juga obrolan2 dgn sahabatku. Tak terasa jam terus berputar tiba2 udah jam pulang kantor. Rata2 aku sampai di rumah jam 7 mlm. Terus makan, mandi, sholat, bobo dech.. Nikmat sekali rasanya tidur dalam kondisi lelah, pulas… sampai2 aku tak pernah bermimpi… bablas… tau-tau aku sudah terjaga jam 3 pagi. Yak !!! aku selalu terbangun jam 3 pagi, karena alarmku pasti berbunyi, kalau ngak malas ya.. sholat terus baca-baca buku. Kalau lagi terlalu lelah, ya… lanjut bobo lagi dech..

Ketika hari jumat tiba memang cukup menyenangkan, karena besoknya libur. Nikmatnya liburan buatku salah satunya adalah aku bisa bangun siang, atau kalaupun aku bangun pagi setidaknya aku lebih santai, aku tidak harus cepat2 mandi pagi. Aku masih bisa bermalas-malas di tempat tidurku sambil menikmati hangatnya selimut tebalku dari dinginnya udara pagi, rasanya nikmaaaaattt banget…. Atau aku bisa membaca-baca buku, atau menonton TV sambil menikmati teh hangat.

Entah mengapa aku sering merasa kesepian dihari libur. Apalagi kalau tidak ada aktivitas atau janji dengan teman. Kalau dulu aku punya kerjaan rutin mencuci dan menyetrika baju ku yang sudah menumpuk seminggu, tapi sekarang tidak lagi, sudah ada yang membantu. Menghabiskan waktu libur dirumah hanya dengan menonton TV atau membaca buku atau memuaskan tidur seharian justru membuat aku btttttttttttttttt-nya bukan main. Aku ngak bisa selama sabtu-minggu dirumah saja, pikiranku bisa jenuh dan suntuk !!! Aku harus keluar, kalau tidak sabtu ya minggunya.

Sebenarnya setiap sabtu/minggu ada saja sich acara, bahkan masih banyak agenda yang belum sempat terlaksana, karena juga harus menyesuaikan dengan kondisi dan budget. Aku juga membuat list di notebookku apa-apa saja yang ingin aku kerjakan diwaktu kedepan, yang tentu hanya bisa dilakukan di waktu weekend. Banyak yang belum terlaksana diantaranya rencanaku untuk mengunjungi beberapa teman-teman kuliah dulu yang sudah lama melahirkan anaknya tetapi aku belum sempat menengok. Dan juga aku berencana ingin ketemu dengan beberapa teman chatting, kayaknya seru dech… kan jadi banyak teman.. tapi baru 1 org, darsu yg baru sempat aku temui kira2 3 mg yang lalu.. (hei dar.. kalo lu baca posting-an ini, gimana setelah ketemu gue… nyesel ngak..?? hahaha…. :D)

Sebenarnya sabtu ini sudah lama aku merencanakan untuk facial + creambath bersama salah seorang sahabatku Nani. Kini giliran dia ingin mereferensikan salon langganannya. Mungkin schedule yang akan datang giliran aku mengajaknya ke salon yang biasa aku kunjungi. Kami sesama teman memang suka begitu, saling memperkenalkan tempat salon baru yang pernah kita kunjungi yang kira2 cukup recomended. Sekaligus aku kangen juga dengannya sudah lama ngak bertemu sekalian ingin curhat2an sambil jalan2 setelah dari salon.

Tapi sayang sekali sabtu minggu ini aku ngak bisa keluar rumah, ya… paling ke salonnya dire-schedule lagi.. Karena besok hari minggu akan ada acara pengajian menjelang ramadhan, acara pengajiannya ibuku. Hari ini dirumahku sibuk abizzz, beberapa tetangga dekat disekitar rumahku sudah datang dari tadi pagi membantu memasak hidangan dan kue-kue yang akan digunakan besok. Bahkan sampai malam inipun mereka juga masih sibuk membukus lemper… (Kayak hajatan aja sich….) Aku ngak enak saja kalau meninggalkan rumah, walaupun aku juga tidak terlalu banyak membantu, habis semua kerjaan sudah cukup digarap oleh ibu-ibu itu sambil nge-gosip.. Akhirnya siang ini aku lebih banyak menghabiskan waktu di kasur sambil dengerin musik, lagi ngak mood baca buku. Rasanya sempet BT juga sih…

Nani adalah sahabatku dulu berkenalan ketika menghadiri kajian di masjid Al-sofwah Lenteng Agung th 2002, ngajinya sich cuma sekali itu saja, tapi persahabatan kami terus berlanjut sampai sekarang. Dia seorang ibu muda gaul dengan 1 org putri, juga seorang wanita karir. Pernah sempat lama sekitar 2,5 thn-an kita ngak ketemu sejak dia menikah th 2003, tapi kita selalu tetap keep in touch, biasanya komunikasi hanya by sms atau telp. Lucu pas ketemu waktu itu kita saling tertawa melihat penampilan masing-masing, ingat dulu waktu masih suka ngaji bareng dengan baju dan jilbab panjang. Ehhh sekarang dia juga udah senang pakai jeans dgn jilbab pendek.. hehehehehe….

“Hmmm…. bandel ya… sekarang, tuch kan udah pake2 jeans segala.. hahaha…” celetuknya pertama kali kita ketemu.

Kegiatan luar lainnya yang biasa aku lakukan di waktu weekend diantaranya nonton ke bioskop, makan keluar (nonton & makan di luar hanya aku lakukan kalau ada teman yang ngajak atau kalau pas ada event2 tertentu), lihat2 buku ke gramedia, shopping2 kebutuhan atau hanya sekedar lihat2 fashion teranyar, kadang-kadang luluran + pijat dirumah kalau badan sudah pegel-pegel.

Aku juga sering loh jalan lihat2 buku ke gramedia atau jalan2 lihat2 fashion dipusat2 perbelanjaan sendirian..!!! Kalau nonton sendirian sich ngak pernah, malas banget gitu loh, lagipula aku bukanlah org yang maniak film. Nah kalau pas lagi jalan sendirian itulah kadang aku merasa kesepian, kayaknya aku tuh ngak pnya teman gitu loh… walaupun setelah sampai di tempat tujuan aku cukup menikmatinya juga. Habis kalau pengen ngajak teman cew kadangkala rata2 sudah sibuk dengan kegiatannya sendiri2 dan juga bosen kalo sering2 jalan. Apalagi kalau yang sudah berumah tangga, hmmm.. pasti susah dech, ngak enak juga kalau mau ngajak main2 keluar. Mau ngajak teman cow… hmmm… malas juga kadang, takut merepotkan. Lagipula aku pikir mungkin mereka juga udah sibuk dengan pacarnya masing2. Kalau teman cow yang masih jomblo… malas juga sih, selain bosan jg takut dikirain ada apa2. Kecuali kalau mereka yang ngajak duluan.. Aku sih OK OK saja, mau makan, nonton, jalan2..?? Yukkkk…!!! Asalkan aku ngerasa nyaman aja jalan dengan dia..

Kegiatanku yang akhir2 ini lagi senang2nya aku lakukan adalah membaca buku dan menulis. Beberapa bulan yang lalu, ketika ada kajian di Indosat dengan pembicara Reza M. Syarif, sempat beliau bertanya “berapa buku yang anda habiskan dalam seminggu..?” Malu juga aku… aku sebelumnya tidak terlalu suka membaca buku.. Tapi memang benar jg sih, dg banyak membaca akan semakin memperkaya wawasan kita yang akan membuat kita semakin pintar. Akhirnya sejak sebln yg lalu aku sering jalan2 ke gramedia, dan dalam 2 mg aku sudah menghabiskan membaca 4 buku, tumben juga sich.. Dan satu lagi, heran aku.. kenapa sekarang aku jadi rajin menulis ya, atau gara2 punya blog..?? Padahal tulisannya juga belum tentu bermutu. hehehehe…. termasuk yang ini :p

Hari mg akhirnya aku habiskan full membantu persiapan pengajian, wuiihh… sibuk bgt dari subuh sampai sore ngak berhenti2. Aku membantu memotong2 sayuran, dan menyiapkan lunch box. Aku gabung dg ibu2 lain yg membantu dirmhku, lucu bgt ternyata ngobrol2 dan becanda2 dg ibu2 yang rata2 sudah 40th-an keatas itu… Yah namanya juga ibu2 ngomongnya suka yang aneh2, sambil nge-gosipin yg lain… hehehehe….

Malam harinya aku telp Nani.

“Aduh say… sorry, susah bgt sich ya kalo mau ketemuan, dirumahku ada pengajian aku ngak bisa keluar……” bla...bla…bla… trs aku ceritakan ttg pengajian dirumahku itu.

“Iya nich susah bgt sie… padahal aku pengen segera ketemu dirimu, ada yang mau aku ceritakan nich..” balasnya.

”OK dech, nanti aku kabari lagi.. tp aku juga ngak janji hr mg dpn, soalnya kan jatuh pas tgl.9 tuh.. tgl 10 nya aku deadline Late Reporting, tktnya tgl.9 nya hrs msk ktr utk submit query…, Aku juga pengen byk cerita sama kamu.. Ya udah deh nanti aku kabari lagi..” tutupku.

Hmm…. Capeeek dech, aku harus segera tidur, besok pagi harus ngantor…!!!